Bandar Lampung, 5 Maret 2025 – Langit sore di Bandar Lampung bersaksi atas momen sakral yang berlangsung di Mahan Agung, rumah dinas Gubernur Lampung. Iring-iringan adat yang megah mengiringi langkah Gubernur Rahmat Mirzani Djausal dan sang istri, Purnama Wulan Sari Mirza, menuju kediaman baru mereka. Dalam balutan adat Lampung yang kaya makna, prosesi Ngantak Gubernur Buka Belangan bukan sekadar seremoni serah terima jabatan, melainkan warisan budaya yang menegaskan keterbukaan, kebersamaan, dan gotong royong dalam membangun daerah.
Simbol Keterbukaan dan Kebersamaan
Di depan pintu Mahan Agung, Gubernur Mirza bersama istri menjalani prosesi Buka Belangan, sebuah ritual adat yang bermakna membuka pintu rumah bagi tamu dan masyarakat. Tradisi ini menandakan bahwa seorang pemimpin tidak hanya membuka kediamannya, tetapi juga hatinya bagi rakyat. “Pintu ini kita buka, bukan hanya secara fisik, tetapi juga sebagai simbol keterbukaan dalam berpikir, bertindak, dan berinovasi,” ujar Gubernur dalam sambutannya.
Tak berhenti di situ, suasana semakin khidmat saat perwakilan Marga Teluk Betung menyerahkan pakaian adat Lampung dan pusaka kepada Gubernur. Simbol kehormatan ini mencerminkan kepercayaan masyarakat adat kepada pemimpin daerah yang baru.
Tarian, Kebersamaan, dan Semangat Gotong Royong
Gubernur Mirza bersama jajaran Forkopimda Provinsi Lampung turut larut dalam Tarian Ngigel, sebuah tarian khas yang menggambarkan semangat kerja sama dan persatuan. Gerakan yang selaras menegaskan pesan bahwa membangun Lampung membutuhkan harmoni dan sinergi dari seluruh elemen masyarakat.
“Ini sebagai simbol eratnya persaudaraan dan komitmen kita dalam membangun daerah dan bangsa,” lanjut Gubernur Mirza. Tradisi Ngantak yang telah diwariskan turun-temurun ini bukan sekadar ritual adat, tetapi juga refleksi nilai-nilai luhur masyarakat Lampung yang menjunjung tinggi persaudaraan.
Momentum Menyambut Ramadhan dan Cita-Cita Lampung Maju
Di tengah kehangatan acara, Gubernur Mirza juga menyampaikan ucapan selamat menjalankan ibadah puasa Ramadhan 1446 Hijriah. Ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjadikan bulan suci ini sebagai momentum mempererat persaudaraan dan meningkatkan semangat kerja bersama.
“Dalam perjalanan pembangunan Lampung, kita tidak bisa berjalan sendiri. Kita membutuhkan sinergi, kolaborasi, dan gotong royong dari semua pihak,” tegasnya. Visi Lampung Maju menuju Indonesia Emas 2045 bukan hanya sekadar wacana, tetapi sebuah perjalanan panjang yang membutuhkan dukungan dari semua elemen masyarakat.
Kebersamaan di Meja Buka Puasa
Acara yang dihadiri Wakil Gubernur Jihan Nurlela, Forkopimda Provinsi Lampung, kepala OPD, pimpinan instansi vertikal, tokoh adat, tokoh agama, serta perwakilan organisasi masyarakat ini ditutup dengan kebersamaan dalam buka puasa bersama. Dalam suasana penuh keakraban, para tamu yang hadir menikmati hidangan khas Lampung, menandai awal perjalanan kepemimpinan Gubernur Mirza dengan semangat persatuan dan kebersamaan.
Di bawah cahaya lampu Mahan Agung yang mulai berpendar, acara adat ini bukan hanya menjadi momentum penyambutan seorang pemimpin, tetapi juga pengingat bahwa membangun daerah harus dimulai dengan hati yang terbuka dan tangan yang siap bergandengan.(*)