Jurnalsewu.com - Besok, kantor DPRD Provinsi Lampung diperkirakan akan menjadi titik konsentrasi massa. Elemen mahasiswa bersama sejumlah kelompok masyarakat telah mengumumkan rencana aksi untuk menyuarakan aspirasi mereka terkait berbagai persoalan bangsa.
Bang Hilal, seorang jurnalis yang kerap bersinggungan langsung dengan dinamika politik dan sosial di Lampung, demonstrasi bukanlah sekadar kerumunan massa yang berteriak di jalanan. Ia melihat aksi ini sebagai barometer demokrasi di daerah.
“Demonstrasi itu bukan hanya soal protes, tapi juga ujian kedewasaan antara rakyat, aparat, dan wakil rakyat. Kalau mahasiswa dan masyarakat turun ke jalan, artinya ada aspirasi yang tak tersampaikan melalui jalur formal,” ungkap Hilal dalam percakapannya.
Menurutnya, DPRD Provinsi Lampung harus menanggapi aksi ini dengan sikap terbuka, bukan sekadar formalitas menerima perwakilan demonstran di ruang rapat. Bang Hilal menekankan bahwa akar tuntutan harus benar-benar dipahami, bukan hanya didengar untuk kemudian diarsipkan.
“Dewan jangan hanya menunggu massa pulang lalu semua kembali ke rutinitas. Ingat, setiap teriakan di jalan itu ada problem nyata di masyarakat,” tegasnya.
Di sisi lain, Hilal juga menyoroti pentingnya sikap aparat keamanan. Ia berharap Polri dapat menjaga kondusivitas tanpa mereduksi ruang kebebasan berekspresi. “Tugas polisi bukan memadamkan suara, melainkan memastikan aspirasi tersampaikan dengan aman. Kalau aparat represif, itu sama saja memperlebar jurang ketidakpercayaan.”
Bagi Hilal, demonstrasi besok akan menjadi momentum penting untuk mengukur seberapa serius DPRD mendengar rakyat. Jika aksi ini hanya dijawab dengan retorika, maka gelombang ketidakpuasan bisa semakin besar di masa mendatang.
---