vfRLx8H2uqdqBCqTEItJFZCD3xp6D4LE2kPIUYxS

Prabowo Mesra dengan Elite PKB di Arena Kongres Fatayat NU

JS, Jakarta – Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto terlihat sangat mesra ketika bertemu dengan Wakil Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Partai Kebangkitan Bangsa (DPP PKB) Jazilul Fawaid saat keduanya berada di arena Kongres XVI Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) di Jakabaring Sport City, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (15/7/2022). 

Keduanya hadir memenuhi undangan Pengurus Pusat Fatayat NU yang sedang menggelar hajatan Kongres sebagai agenda tertinggi di Fatayat NU, salah satunya  untuk memilih ketua umum PP Fatayat NU masa bakti 2022-2027. 

Prabowo yang mengenakan baju warna coklat yang menjadi ciri khasnya, terlihat menjabat tangan dan menepuk-nepuk pundak Gus Jazil–sapaan akran Gus Jazil–saat keduanya berkesempatan naik ke atas panggung di sela peluncuran logo Kongres Fatayat NU. Prabowo hadir di acara tersebut dalam kapasistasnya sebagai Menteri Pertahanan sementara Gus Jazil hadir mewakili Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar.  

Sebelumnya di momentum berbeda, Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar juga menunjukkan kemesraan ketika bertemu dengan Sekjen Gerindra Ahmad Muzani saat keduanya melaksanakan ibadah haji, belum lama ini. Gus Muhaimin bahka mengunggah pertemuannya dengan Muzani di akun media sosialnya, @cakiminnow. 

Sementara itu, ikut mendampingi Prabowo sejumlah jenderal senior TNI antara lain mantan Kepala Staf TNI AU Marsekal TNI (Purn) Imam Sufaat, mantan Wamenhan Letnan Jenderal TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin, mantan Irjen Kemhan Laksamana Madya TNI (Purn) Didit Herdiawan Ashaf, mantan Panglima Kodam Jaya Letnan Jenderal TNI (Purn) Agus Sutomo, dan Letnan Jenderal TNI (Purn) Anto Mukti Putranto, mantan Panglima Komando Daerah Militer II/Sriwijaya. 

Gus Jazil mengatakan bahwa hubungan PKB dengan Gerindra belakangan memang semakin lengket. Gus Jazil bahkan mengibaratkan hubungan PKB-Gerindra saat ini bak lebah dan bunga yang saling menguntungkan untuk menghasilkan ”madu”. Tidak hanya hubungan antar pengurus di tingkat pusat, namun sudah terjalin hingga kepengurusan di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. ”PKB memang sedang bekerja sesuai dengan pertemuan antarstruktur, baik provinsi maupun cabang. PKB Gerindra hari-hari ini ya bekerja sama bareng-bareng juga. Makin lengket,” katanya. 

Wakil Ketua MPR RI ini menegaskan bahwa hal terpenting dari kerjasama yang dijalin antara PKB dengan Gerindra adalah hubungan yang saling menguntungkan. Soal siapa nanti yang akan diusung sebagai capres maupun cawapres akan dibicarakan lebih lanjut oleh elite kedua partai. 

Sementara itu, Prabowo dalam sambutannya mengatakan sengaja mengajak para kerabatnya senior TNI dengan alasan dirinya grogi hadir di tengah ”emak-emak” Fatayat NU. ”Karena saya grogi, saya undang beberapa jenderal senior untuk mengawal saya,” kelakar Prabowo sambil mengenalkan sejumlah nama jenderal yang mendampinginya. 

Prabowo semula bertanya-tanya mengapa Fatayat NU mengundang dirinya selaku Menhan di acara Kongres Fatayat NU. Prabowo pun akhirnya menemukan jawabannya bahwa para perempuan memiliki kewajiban untuk ikut membangun bangsa dan menjaga keselamatan bangsa dan negara. ”Emak-emak ini ikut berkewajiban, bertanggungjawab atas keselamatan bangsa dan negara Indonesia. Dan ini juga sangat logis, kenapa? Karena emak-emak karena ibu-ibu sebagai kaum perempuan adalah yang melahirkan generasi penerus, kaum ibu melahirkan, mendidik, dan membesarkan generasi penerus kita,” tuturnya. 

Dikatakan Ketua Umum Partai Gerindra ini, jika kaum perempuan Indonesia lemah, berarti akan melahirkan anak-anak yang lemah pula. ”Berarti generasi penerus akan lemah, berarti bangsa kita akan lemah, dan kita mengerti di dunia sekarang ini bangsa yang lemah adalah bangsa yang akan dijajah oleh bangsa lain, bangsa yang diijak-injak bangsa lain, kekayaannya akan dicuri bangsa-bangsa lain,” katanya. 

Prabowo juga mengapresiasi peran besar NU dan Fatayat yang sangat besar menentukan dalam menciptakan kerukunan dan kedamaian di Indonesia. ”Kita bersyukur punya Nahdlatul Ulama yang begitu besar dan begitu berpengaruh yang dipimpin oleh para pemimpin yang arif dalam mewujudkan perdamaian. Kita bersyukur Nahdlatul Ulama kita yakini sebagai pilar stabilitas di Republik ini. Pengabdiannya yang luar biasa untuk Indonesia sejak dulu hingga saat ini,” tuturnya. (*)
Related Posts

Related Posts

Post a Comment