vfRLx8H2uqdqBCqTEItJFZCD3xp6D4LE2kPIUYxS

BUMDes Sidomukti Panen Perdana Ayam Broiler di Tengah Keresahan Soal PMK 81/2025


PRINGSEWU– Di tengah kekhawatiran sejumlah pekon terkait implementasi PMK 81/2025, BUMDes Sidomukti Pekon Mataram, Kecamatan Gading Rejo, justru menunjukkan capaian positif lewat panen perdana ayam broiler dari program ketahanan pangan Dana Desa 2025. Meski memulai lebih lambat dibanding pekon lain, BUMDes Sidomukti memperlihatkan keseriusan dalam mengelola bisnis ternak unggas tersebut.

Panen perdana itu diresmikan Plt. Kepala Dinas PMP Kabupaten Pringsewu, Kasmini, dan dihadiri jajaran Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat (TAPM) Kabupaten yang dipimpin Koordinator Kabupaten, Riyadi Murdoko. Hadir pula Sekcam Gading Rejo Lasmini, Kepala Pekon Mataram Rahmat Riyadi, PD Gading Rejo Rendika Aditama, PLD Pekon Mataram Marza Imawan, Babinsa, Bhabinkamtibmas, serta tokoh masyarakat setempat.

Direktur BUMDes Sidomukti, Oktama Rendika Pradipta, menyebut program ketahanan pangan ini akan dikembangkan hingga menjangkau tujuh dusun di Pekon Mataram melalui pola kemitraan. “Program ini cukup baik dan akan kami kembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan warga,” ujarnya.

Ia menyampaikan tantangan utama yang dihadapi yakni kualitas DOC (Day Old Chick) yang diperoleh. Bibit yang didapat merupakan kategori terendah (polosan), sementara peternak kecil kesulitan mengakses bibit berkualitas Silver, Gold, atau Platinum. “Kami berharap ada dukungan dari stakeholder, Bupati Pringsewu maupun Gubernur Lampung agar kami punya privilege untuk mendapatkan bibit yang lebih baik,” katanya.

Menanggapi hal itu, Kadis PMP menyatakan akan meneruskan laporan tersebut kepada Bupati dan Gubernur. “Kebetulan sore ini kami audiensi dengan Bupati di Graha Pamungkas, dan akan kami sampaikan kendala tadi,” ujar Kasmini. Riyadi Murdoko menambahkan, BUMDes dan Kepala Pekon bisa menyampaikan langsung kepada Gubernur Lampung dalam agenda kunjungan ke Tambahrejo pada 13 Desember mendatang.

Sekretaris BUMDes Sidomukti, Abi Rifa’i, memaparkan bahwa modal awal program ketahanan pangan mencapai Rp256 juta. Pada tahap awal, sekitar Rp106 juta telah digunakan untuk pembangunan kandang sistem close house berkapasitas 2.000 ekor, pembelian DOC, dan operasional. Sisanya akan dialokasikan untuk pembangunan kandang kedua berkapasitas 3.000 ekor.

Panen perdana dilakukan dengan target bobot 1 kg/ekor sesuai permintaan konsumen. Siklus pemeliharaan dimulai 11 November 2025 hingga hari panen, atau sekitar 23 hari, ditambah masa persiapan 7 hari sebelum kandang kembali diisi. Dengan kapasitas 2.000 ekor dan tingkat kematian 2 persen, estimasi keuntungan bersih mencapai Rp5–7 juta per siklus. Jika berjalan tanpa hambatan, potensi keuntungan tahunan bisa menembus angka Rp70 juta, ditambah kenaikan produksi setelah kandang kedua selesai. Ternak ayam broiler dinilai memiliki prospek cerah, terlebih kebutuhan daging ayam dan telur meningkat seiring pelaksanaan Program MBG. (NH)
Related Posts

Related Posts

Posting Komentar